Selasa, 31 Desember 2013

Pengorbanan Cinta

Segenap cinta kau tuangkan dalam bentuk kasih...
Mengungkan fitrah pribadi akan cinta diri...
Menghempaskan awan-awan sepi...
Untuk hadirkan warna pelangi didalam hati...

Terkadang kita pecahkan gelas tak berisi...
Terkadang kita satukan beragam teka-teki...
Senyum dibalik tangis kehilangan...
Juga tangis dibalik kebahagiaan bersama...

Waktu berlalu meninggalkan masa lalu...
Menjauh dari kasih yang terdahulu...
Segenggam bunga jadi saksi bisu...
Pengorbanan cinta hakiki demi kasihku...

Debur ombak lautan tidaklah bising...
Sebising rontaan kenangan kisah hati...
Menjamin rindu akan yang terkasih...
Layak indahnya saat fajar menyingsung...

Sekarang kau disana bersama bahagiamu...
Tapi tenanglah aku disini masih dengan rindumu...
Memurnikan gejolak hiruk pikuk rindu kasihmu...
Karena cinta sejati adalah kebahagiaanmu...

by :  Ahmad Nur Barkah

Rabu, 27 November 2013

Biografi Singkat Elang Gumilang



KEWIRAUSAHAAN
“ BIOGRAFI WIRAUSAHAWAN SUKSES DI INDONESIA”
Di ajukan untuk salah satu syarat mata kuliah Kewirausahaan

Di Susun Oleh :
Ahmad Nur Barkah
1207025010
Kelas PS 3C

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Elang Gumilang

Terbanglah Elang Setinggi-tingginya

Ia seorang pengusaha. Tapi Selasa dua pekan lalu, di dalam Toyota Rush berwarna silver yang tengah meluncur di Jalan Dramaga, Kabupaten Bogor, ia bukan cuma pengusaha. Ia, Elang Gumilang, 24 tahun, mahasiswa sekaligus Direktur Utama sebuah pengembang perumahan. Dan itu sebuah usaha dengan prestasi mengesankan: berhasil membangun lebih dari seribu rumah sederhana di empat proyek perumahan di Kabupatan Bogor. Bermodal awal Rp. 300an juta, kini nilai proyek Elang Group terbang menembus Rp. 17 miliar.
Elang, sulung dari 3 bersaudara, tidak pernah menyumpal bakat bisnis dan keuletan yang di turunkan oleh ayahnya, H Misbah – kini 58 tahun, yang punya usaha kontraktor kecil-kecilan. Saat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor, Elang sudah berbisnis: menjual donat. Kegiatan ini baru berhenti, orangtuanya melarang.
Tapi elang, dengan bakat dan kecerdasanya, terus mencari uang, kali ini dengan mengikuti aneka lomba. Elang pernah muncul sebagai juara ke-3 Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor, tahun yang sama. Uang Rp. 10 juta terkumpul. Elang mendapat “tiket gratis” masuk Fakultas Ekonomi & Manajemen IPB.
Di IPB jiwa bisnisnya berkembang lebih mekar. Pada tahun pertama, Elang menjual sepatu berbekal katalog, ia menawarkan sepatu dari satu asrama ke asrama mahasiswa di Kampus Biru itu. Ia juga pernah menjual lampu. Miyak goreng adalah dagangan selanjutnya “Saya sempat diajak, “Kata Roni Jayawinangun, sahabat Elang.
Memasuki tahun ke-3, Elang dan 12 kawannya membuka khursus Bahasa Inggris, English Avenue, di kampusnya dengan modal Rp. 21 juta. Elang menjadi direkturnya. Sambil mengisi waktu luang, dia menyambi menjadi tenaga pemasaran salah satu perusahaan property di Bogor. Tak ada Gaji, hanya mendapat komisi jika berhasil menjual rumah.
Berbekal pengalaman menjadi salesman pengembang, Elang nekat berbisnis sendiri. Pada 2005, pengemar traveling itu mencoba ikut tender rehabilitasi sekolah dasar di Jakarta. Nasib baik. Proyek senilai Rp. 160 juta digenggamnya. Ia makin percaya diri mengeluti dunia propeerti,. Pada 2006, di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group. Tanah nganggur  milik sebuah instansi di cinangneng Kabupaten Bogor, di liriknya. Sayang, modalnya cekak. Bank juga enggan mendanainya. Tak menyerah, Elang mengajak 5 kawannya dan terkumpul duit Rp 340 Juta.
Lantas dia membujuk Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama menyediakan kredit kepemilikan rumah sederhana bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat berpenghasilan dibawah Rp 2,5 Juta. Deal, BTN setuju. Pada 2007 Elang Group menjual rumah. Harganya mulai Rp 25 Juta (Tipe 21/60 berbungan 4,5% per tahun dan maksimal Rp 45 Juta (Tipe 36/72 ) Berbunga 7,5% per tahun. Cicilannya Rp 25-90 ribu per bulan.
Proyek perdana  Elang Group di perumahan Griya Salak Endah itu berhasil. Sebanyak 450 unit rumah terjual. Pembelinya buruh, pedangan, tukang tambal ban, dan guru. Saya tergerak menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membelinya, ujar Elang.
PENGHARGAAN
·         Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia 2007
·         Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2008
·         Man of the Year 2008 dari Radar Bogor
·         Pemuda Pilihan 2008 dari TV One
·         Indonesia Top Young Entrepreuner 2008 dari Warta Ekonomi
Pada 2008, Elang membangun lagi Perumahan Bukit Warna Sari Endah, Cilebut, Bogor. Ekspansi Perumahan Griya Salak Endah II juga sukses. Pada 2009, Elang mengambil alih proyek Griya PGRI di Ciampea yang tidak bisa diselesaikan oleh pengembang lain.
Seseorang bankir di BTN cabang Bogor yang minta namanya tak disebutkan mengatakan salut kepada Elang. Kendati bukan anak pejabat atau pengusaha besar, jaringan Elang luas. “Biasanya butuh tiga bulan menyelesaikan izin,” ujarnya, “tapi Elang Cuma butuh sebulan.” Kelebihan lain, Elang tak mengambil kredit konstruksi dari bank.
Menurut Elang setelah dirinya menyelesaikan pembebasan lahan, perizinan, site plan, cut and fill, hingga meneken perjanjian dengan bank, giliran kawan dan mitranya berperan. Mereka bahu-membahu menyediakan pembangunan rumah, strategi ini efektif. Empat proyek sudah memberikan keuntungan bagi para pemodalnya. Dukungan kawan-kawannya pun terus berlanjut hingga kini.
Permasalahan Elang justru di kuliahnya. Tak seperti di sekolah, Sertifikasi Property dan Asian Coach skripsi di IPB terkatung-katung hingga tahun ke enam. “ Sudah lebih dari 25 ganti draft skripsi,” ujarnya. Menurut Ketua Departemen Fakultas Manajemen IPB Jono M. Munandar, secara akademik Elang tidak ada masalah. Indeks prestasi kumulatifnya mencapai 3 dari skala 4. Tapi kuliahnya kedododran. “Kami mendorongnya cepat menyelesaikan kuliah agar menjadi contoh bagi mahasiswa. “
Tidak salah apabila sukses saat kuliah menjadi dambaan semua mahasiswa di negeri kita, gimana tidak tertarik. Disaat mahasiswa setelah lulus bingung cari kerja, mahasiswa yang sudah sukses pada saat kuliah sudah tidak akan bingung lagi untuk cari kerja kesana kemari, fenomena ini terjadi pada sosok Elang Gumilang, sosok pemuda yang layak untuk dikagumi, karena pada usianya yang masih muda, 25 tahun, Elang Gumulang telah meraih banyak kesuksesan di negeri ini, Omzet yang dihasilkan dari bisnis propertinya mencapai miliaran rupiah, maka pantaslah jika pada tahun 2007 lalu, Elang Gumilang dinobatkan sebagai wirausahaan muda Nomor 1 Indonesia.
Elang gumilang lahir di Bogor, 25 tahun lalu, sejak kecil dia selalu diajarkan oleh orang tuanya tentang perjuangan hidup, Elang Gumilang mengaku bahwa kesuksesannya sekarang ini tidak lepas dari peran orang tuanya itu, orang tuanya mengajarkan sesuatu tidak dapat diraih secara gratis. Orang tunya mengajarkan bahwa rizki tidak berasal dari manusia, tetapi hanya dari Allah SWT. Pelajaran ini yang akhirnya tertanam kuat dalam diri elang Gumilang, Sehingga ELang Menjelma sebagai sosok anak muda yang selalu berjuang dalam hidup, pantang menyerah, dan bertawakal kepada Alloh.
Elang Gumilang mengaku bahwa kesuksesan sekarang tidak datang secara tiba tiba, banyak proses yang di hadapi oleh sosok Elang Gumilang, Mulai Jualan Donat disekolah sekolah, Jualan sepatu, serta membuat lembaga kursus bahasa Inggris, dan sekarang menjadi pengusaha property yang sukses.
Dalam perjalanan Elang Gumilang dalam mengembangkan bisnis propertynya, Elang Gumilang berpesan berpesan “Ketika kita bekerja atau melakukan segala sesuatu, kita bisa dengan mudah terjebak ke dalam situasi yang membuat aktivitas itu hanyalah rutinitas. Karena itulah, kita harus selalu memasukkan rasa hormat kita, rasa sykur kita, pengabdian, dan rasa cinta kita terhadap tuhan yang telah member kita kesempatan melakukan pekerjaan ini, dank arena pekerjaan tersebut kita lakukan untuk menunjukkan perasaan itu kepada tuhan bahwa pekerjaan ini pada hakikatnya adalah sebuah bentuk ibadah kita kepada-Nya, maka kita pasti akan melakukannya dengan segenap kemampuan kita.
Elang sendiri merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Enceh (55) dan Hj. Prianti (45). Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berada, yaitu ayahnya berprofesi sebagai kontraktor, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Sejak kecil orang tuanya sudah mengajarkan bahwa segala sesuatu diperoleh tidak dengan gratis. Orang tuanya juga meyakinkan bahwa rezeki itu bukan berasal dari mereka tapi dari Allah SWT..
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar Pengadilan 4, Bogor, Elang sudah mengikuti berbagai perlombaan dan bahkan ia pernah mengalahkan anak SMP saat lomba cerdas cermat. Karena kepintarannya itu, Elang pun menjadi anak kesayangan guru-gurunya.
Begitu pula ketika masuk SMP I Bogor, SMP terfavorit di kabupaten Bogor, Elang selalu mendapatkan rangking. Pria kelahiran Bogor, 6 April 1985 ini mengaku kesuksesan yang ia raih saat ini bukanlah sesuatu yang instan. “Butuh proses dan kesabaran untuk mendapatkan semua ini, tidak ada sesuatu yang bisa dicapai secara instan,” tegasnya. Jiwa wirausaha Elang sendiri
mulai terasah saat ia duduk di bangku kelas 3 SMA I Bogor, Jawa Barat. Dalam hati, Elang bertekad setelah lulus SMA nanti ia harus bisa membiayai kuliahnya sendiri tanpa menggantungkan biaya kuliah dari orang tuanya. Ia pun mempunyai target setelah lulus SMA harus mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliahnya kelak.
Berjualan Donat. Akhirnya, tanpa sepengetahuan orang tuanya, Elang mulai berbisnis kecil-kecilan dengan cara berjualan donat keliling. Setiap hari ia mengambil 10 boks donat masing-masing berisi 12 buah dari pabrik donat untuk kemudian dijajakan ke Sekolah Dasar di Bogor. Ternyata lumayan juga. Dari hasil jualannya ini, setiap hari Elang bisa meraup keuntungan Rp 50 ribu. Setelah berjalan beberapa bulan, rupanya kegiatan sembunyi-sembunyiny a ini tercium juga oleh orang tuanya. “Karena sudah dekat UAN (Ujian Akhir
Nasional), orang tua menyuruh saya untuk berhenti berjualan donat. Mereka khawatir kalau kegiatan saya ini mengganggu ujian akhir,” jelas pria pemenang lomba bahasa sunda tahun 2000 se-kabupaten Bogor ini.
Dilarang berjualan donat, Elang justru tertantang untuk mencari uang dengan cara lain yang tidak mengganggu sekolahnya. Pada tahun 2003 ketika Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mengadakan lomba Java Economic Competion se-Jawa, Elang mengikutinya dan berhasil menjuarainya. Begitu pula saat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan kompetisi Ekonomi, Elang juga berhasil menjadi juara ke-tiga. Hadiah uang yang diperoleh dari setiap perlombaan, ia kumpulkan untuk kemudian digunakan sebagai modal kuliah.
Setelah lulus SMU, Elang melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi IPB (Institut Pertanian Bogor). Elang sendiri masuk IPB tanpa melalui tes SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru) sebagaimana calon mahasiswa yang akan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Ini dikarenakan Elang pernah menjuarai kompetisi ekonomi yang diadakan oleh IPB sehingga bisa masuk tanpa tes. Saat awal-awal masuk kuliah, Elang mendapat musibah yang menyebabkan uang Rp 10 jutanya tinggal Rp 1 juta. Namun Elang enggan memberitahu apa
musibah yang dialaminya tersebut.
Padahal uang itu rencananya akan digunakan sebagai modal usaha. Meski hanya bermodal Rp 1 juta, Elang tidak patah semangat untuk memulai usaha. Uang Rp 1 juta itu ia belanjakan sepatu lalu ia jual di Asrama Mahasiswa IPB. Lewat usaha ini, dalam satu bulan Elang bisa mengantongi uang Rp 3 jutaan. Tapi setelah berjalan beberapa tahun, orang yang menyuplai sepatunya entah kenapa mulai menguranginya dengan cara menurunkan kualitas sepatunya. Satu per satu pelanggannya pun tidak mau lagi membeli sepatu Elang. Sejak itu, Elang memutuskan untuk tidak lagi berjualan sepatu.
Setelah tidak lagi berbisnis sepatu, Elang kebingungan mencari bisnis apalagi. Pada awalnya, dengan sisa modal uang bisnis sepatu, rencanaya ia akan gunakan untuk bisnis ayam potong. Tapi, ketika akan terjun ke bisnis ayam potong, Elang justru melihat peluang bisnis pengadaan lampu di kampusnya. “Peluang bisnis lampu ini berawal ketika saya melihat banyak
lampu di IPB yang redup. Saya fikir ini adalah peluang bisnis yang menggiurkan,” paparnya.
Karena tidak punya modal banyak, Elang menggunakan strategi Ario Winarsis, yaitu bisnis tanpa menggunakan modal. Ario Winarsis sendiri awalnya adalah seorang pemuda miskin dari Amerika Latin, Ario Winarsis mengetahui ada seorang pengusaha tembakau yang kaya raya di Amerika.
Setiap hari, ketika pengusaha itu keluar rumah, Ario Winarsis selalu melambaikan tangan ke pengusaha itu. Pada awalnya pengusaha itu tidak memperdulikannya. Tapi karena Ario selalu melambaikan tangan setiap hari, pengusaha tembakau itu menemuinya dan mengatakan, “Hai pemuda, kenapa kamu selalu melambaikan tangan setiap saya ke luar rumah?” Pemuda miskin itu lalu menjawab, “Saya punya tembakau kualitas bagus. Bapak tidak usah membayar dulu, yang penting saya dapat PO dulu dari Bapak.” Setelah mendengar jawaban dari pemuda itu, pengusaha kaya itu lalu membuatkan tanda tangan dan stempel kepada pemuda tersebut. Dengan modal stempel dan tanda tangan dari pengusaha Amerika itu, pemuda tersebut pulang dan mengumpulkan hasil tembakau di kampungnya untuk di jual ke Amerika lewat si pengusaha kaya raya itu. Maka, jadilah pemuda itu orang kaya raya tanpa modal.
Begitupula Elang, dengan modal surat dari kampus, ia melobi ke perusahaan lampu Philips pusat untuk menyetok lampu di kampusnya. “Alhamdulillah proposal saya gol, dan setiap penjualan saya mendapat keuntungan Rp 15 juta,” ucapnya bangga.
Tapi, karena bisnis lampu ini musiman dan perputaran uangnya lambat, Elang mulai berfikir untuk mencari bisnis yang lain. Setelah melihat celah di bisnis minyak goreng, Elang mulai menekuni jualan minyak goreng ke warung-warung. Setiap pagi sebelum berangkat kuliah, ia harus membersihkan puluhan jerigen, kemudian diisi minyak goreng curah, dan dikirim ke
warung-warung Pasar Anyar, serta Cimanggu, Bogor. Setelah selesai mengirim minyak goreng, ia kembali ke kampus untuk kuliah. Sepulang kuliah, Elang kembali mengambil jerigen-jerigen di warung untuk diisi kembali keesokan harinya.
Tapi, karena bisnis minyak ini 80 persen menggunakan otot, sehingga mengganggu kuliahnya. Elang pun memutuskan untuk berhenti berjualan. “Saya sering ketiduran di kelas karena kecapain,” kisahnya.
Elang mengaku selama ini ia berbisnis lebih banyak menggunakan otot dari pada otak. Elang berkonsultasi ke beberapa para pengusaha dan dosennya untuk minta wejangan. Dari hasil konsultasi, Elang mendapat pencerahan bahwa berbisnis tidak harus selalu memakai otot, dan banyak peluang-peluang bisnis yang tidak menggunakan otot.
Setelah mendapat berbagai masukan, Elang mulai merintis bisnis Lembaga Bahasa Inggris   di kampusnya. “Bisnis bahasa Inggris ini sangat prospektif apalagi di kampus, karena ke depan dunia semakin global dan mau tidak mau kita dituntut untuk bisa bahasa Inggris,” jelasnya. Adapun modalnya, ia patungan bersama kawan-kawannya. Sebenarnya ia bisa  membiayai usaha itu sendiri, tapi karena pegalaman saat jualan minyak, ia memutuskan untuk
mengajak teman-temannya. Karena lembaga kursusnyanya ditangani secara profesional dengan tenaga pengajar dari lulusan luar negeri, pihak Fakultas Ekonomi mempercayakan lembaganya itu menjadi mitra.
Bangun Rumah Orang Miskin. Di usianya yang relatif muda, pemuda yang tak suka merokok ini sudah menuai berbagai keberhasilan. Dari hasil usahanya itu Elang sudah mempunyai rumah dan mobil sendiri. Namun di balik keberhasilannya itu, Elang merasa ada sesuatu yang kurang. Sejak saat itu ia mulai merenungi kondisinya. “Kenapa kondisi saya begini, padahal saya di IPB hanya tinggal satu setengah tahun lagi. Semuanya saya sudah punya, apalagi
yang saya cari di dunia ini?” batinnya.
Setelah lama merenungi ketidaktenangannya itu, akhirnya Elang mendapatkan jawaban. Ternyata selama ini ia kurang bersyukur kepada Tuhan. Sejak saat itulah Elang mulai mensyukuri segala kenikmatan dan kemudahan yang diberikan oleh Tuhan. Karena bingung mau bisnis apalagi, akhirnya Elang shalat istikharah minta ditunjukkan jalan. “Setelah shalat istikharah, dalam tidur saya bermimpi melihat sebuah bangunan yang sangat megah dan indah di
Manhattan City, lalu saya bertanya kepada orang, siapa sih yang membuat bangunan megah ini? Lalu orang itu menjawab, “Bukannya kamu yang membuat?” Setelah itu Elang terbangun dan merenungi maksud mimpi tersebut. “Saya pun kemudian memberanikan diri untuk masuk ke dunia properti,” ujarnya.
Pengalaman bekerja di marketing perumahan membuatnya mempunyai pengetahuan
di dunia properti. Sejak mimpi itu ia mulai mencoba-coba ikut berbagai tender. Tender pertama yang ia menangi Rp 162 juta di Jakarta yaitu membangun sebuah Sekolah Dasar di daerah Jakarta Barat. Sukses menangani sekolah membuat Elang percaya diri untuk mengikuti tender-tender yang lebih besar. Sudah berbagai proyek perumahan ia bangun.
Selama ini bisnis properti kebanyakan ditujukan hanya untuk orang-orang kaya atau berduit saja. Sedangkan perumahan yang sederhana dan murah yang terjangkau untuk orang miskin jarang sekali pengembang yang peduli. Padahal di Indonesia ada 70 juta rakyat yang masih belum memiliki rumah. Apalagi rumah juga merupakan kebutuhan yang sangat primer. Sebagai tempat berteduh dan membangun keluarga. “Banyak orang di Indonesia terutama yang tinggal di kota belum punya rumah, padahal mereka sudah berumur 60 tahun, biasanya kendala mereka karena DP yang kemahalan, cicilan kemahalan, jadi sampai sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah,” jelasnya.
Dalam hidupnya, Elang ingin memiliki keseimbangan dalam hidup. Bagi Elang, kalau mau kenal orang maka kenalilah 10 orang terkaya di Indonesia dan juga kenal 10 orang termiskin di Indonesia. Dengan kenal 10 orang termiskin dan terkaya, akan mempunyai keseimbangan dalam hidup, dan pasti akan melakukan sesuatu untuk mereka. Melihat realitas sosial seperti itu, Elang terdorong untuk mendirikan perumahan khusus untuk orang-orang ekonomi ke bawah. Maka ketika ada peluang mengakuisisi satu tanah di desa Cinangka kecamatan Ciampea, Elang langsung mengambil peluang itu. Tapi, karena Elang tidak punya banyak modal, ia mengajak teman-temannya yang berjumlah 5 orang untuk patungan. Dengan modal patungan Rp 340 juta, pada tahun 2007 Elang mulai membangun rumah sehat sederhana (RSS) yang difokuskan untuk si miskin berpenghasilan rendah. Dari penjualan rumah yang sedikit demi sedikit itu. Modalnya Elang putar kembali untuk membebaskan lahan di sekitarnya. Rumah bercat kuning pun satu demi satu mulai berdiri.
Elang membangun rumah dengan berbagai tipe, ada tipe 22/60 dan juga tipe 36/72. Rumah-rumah yang berdiri di atas lahan 60 meter persegi tersebut ditawarkan hanya seharga Rp 25 juta dan Rp 37 juta per unitnya. “Jadi, hanya dengan DP Rp 1,25 juta dan cicilan Rp 90.000 ribu per bulan selama 15 tahun, mereka sudah bisa memiliki rumah,” ungkapnya.
Karena modalnya pas-pasan, untuk media promosinya sendiri, Elang hanya mengiklankan di koran lokal. Karena harganya yang relatif murah, pada tahap awal pembangunan langsung terjual habis. Meski harganya murah, tapi fasilitas pendukung di dalamnya sangat komplit, seperti Klinik 24 jam, angkot 24 jam, rumah ibadah, sekolah, lapangan olah raga, dan juga dekat dengan pasar. Karena rumah itu diperuntukkan bagi kalangan ekonomi bawah, kebanyakan para profesi konsumennya adalah buruh pabrik, staf tata usaha (TU) IPB, bahkan ada juga para pemulung.
Sisihkan 10 Persen. Dengan berbagai kesuksesan di usia muda itu, Elang tidak lupa diri dengan hidup bermewah-mewahan, justru Elang semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Salah satu wujud rasa syukur atas nikmatnya itu, dalam setiap proyeknya, ia selalu menyisihkan 10 persen untuk kegiatan amal. “Uang yang 10 persen itu saya masukkan ke BMT (Baitul Mal Wa Tanwil/tabungan) pribadi, dan saya alokasikan untuk membantu orang-orang miskin dan orang
yang kurang modal,” bebernya. Bagi Elang, materi yang saat ini ia miliki ada hak orang miskin di dalamnya yang musti dibagi. Selain menyisihkan 10 persen dari hasil proyeknya, Elang juga memberikan sedekah mingguan, bulanan, dan bahkan tahunan kepada fakir miskin.
Bagi Elang, sedekah itu tidak perlu banyak tapi yang paling penting adalah kontinuitas dari sedekah tersebut. Meski jumlahnya kecil, tapi jika dilakukan secara rutin, itu lebih baik daripada banyak tapi tidak rutin.
Elang sendiri terbilang sebagai salah satu sosok pengusaha muda yang sukses dalam merintis bisnis di tanah air. Prestasinya patut diapresiasi dan dijadikan suri tauladan bagi anak-anak muda yang lain. Bagi Elang, semua anak muda Indonesia bisa menjadi orang yang sukses, karena kelebihan manusia dengan ciptaan mahkluk Tuhan yang lain adalah karena manusia diberi akal. Dan, ketika manusia lahir ke dunia dan sudah bisa mulai berfikir, manusia itu seharusnya sudah bisa mengarahkan hidupnya mau dibawa kemana. “Kita hidup ibarat diberi diary kosong. Lalu, tergantung kitanya mau mengisi catatan hidup ini. Mau hura-hurakah? Atau mau mengisi hidup ini dengan sesuatu yang bermanfaat bagi yang lain,” ucapnya berfilosof. Ketika seseorang sudah bisa menetapkan arah hidupnya mau dibawa kemana, tinggal orang itu mencari kunci-kunci kesuksesannya, seperti ilmu dan lain sebagainya.
Menjaga Masjid. Adapun kunci kesuksesan Elang sendiri berawal dari perubahan gaya hidupnya saat kuliah semester lima. Pada siang hari, Elang bak singa padang pasir. Selain kuliah, ia juga menjalankan bisnis mencari peluang-peluang bisnis baru, negosiasi, melobi, dan sebagainya. Namun ketika malam tiba, ia harus menjadi pelayan Tuhan, dengan menjadi penjaga Masjid. “Setiap malam dari semester lima sampai sekarang saya tinggal di Masjid yang
berada dekat terminal Bogor. Dari mulai membersihkan Masjid, sampai mengunci, dan membukakan pintu pagar untuk orang-orang yang akan shalat
Shubuh, semua saya lakukan,” ujarnya merendah.
Elang mengaku ketika menjadi penjaga Masjid ia mendapat kekuatan pemikiran yang luar biasa. Bagi Elang, Masjid selain sebagai sarana ibadah, juga tempat yang sangat mustajab untuk merenung dan memasang strategi. “Dalam halaman masjid itu juga ada pohon pisang dan di sampingnya gundukan tanah. Saya anggap itu adalah kuburan saya. Ketika saya punya masalah saya merenung kembali dan kata Nabi, orang yang paling cerdas adalah orang yang mengingat mati,” ujarnya.
Ikut Lomba Wirausaha Muda Mandiri Karena Tukang Koran “Ghaib” Elang semakin dikenal khalayak luas ketika berhasil menjadi juara pertama di ajang lomba wirausaha muda mandiri yang diadakan oleh sebuah bank belum lama ini. Keikutsertaan Elang dalam lomba tersebut sebenarnya berkat informasi dari koran yang ia dapatkan lewat tukang koran “ghaib”. Kenapa “ghaib”?, sebab setelah memberi koran, tukang koran itu tidak pernah kembali lagi padahal sebelumnya ia berjanji untuk kembali lagi.
Peristiwa aneh itu terjadi saat ia sedang mencuci mobil di depan rumahnya. Tiba-tiba saja ada tukang koran yang menawarkan koran. Karena sudah langganan koran, Elang pun menolak tawaran tukang koran itu dengan mengatakan kalau ia sudah berlangganan koran. Tapi anehnya musti sudah mengatakan demikian, si tukang koran itu tetap memaksa untuk membelinya, karena elang tidak mau akhirnya si tukang koran itu memberikan dengan cuma-cuma kepada elang dan berjanji akan kembali lagi keesokan harinya. Karena diberi secara cuma-cuma, akhirnya Elang pun mau menerimanya.
Setelah selesai mencuci mobil, Elang langsung menyambar koran pemberian tukang koran tadi. Setelah membaca beberapa lembar, Elang menemukan satu pengumuman lomba wirausaha muda mandiri. Merasa sebagai anak muda, ia tertantang untuk mengikuti lomba tersebut. Elang pun membawa misi bahwa wirausaha bukan teori melainkan ilmu aplikatif. Saat lolos penjaringan dan dikumpulkan di Hotel Nikko Jakarta, Elang bertemu dengan seorang Bapak yang anaknya sedang sakit keras di pinggir jalan bundaran Hotel Indonesia. Elang merasa ada dua dunia yang sangat kontras, di satu sisi ada orang tinggal di hotel mewah dan makan di restoran, tapi di sisi lain ada orang yang tinggal di jalanan. Akhirnya, pada malam penganugerahan, tim juri memutuskan Elanglah yang menjadi juaranya. Padahal kalau diukur secara omset, pendapatannya berbeda jauh dengan para pengusaha lainnya.
Dari Juara I Wirausaha itu, Elang membawa hadiah sebesar Rp 20 juta, ditambah tawaran kuliah S2 di Universitas Indonesia. Melalui lomba itu, terbukalah jalan cerah bagi Elang untuk menapaki dunia wirausaha yang lebih luas.
Perjalanan Elang dalam merintis bisnis properti, tidak selamanya berjalan mulus. Pada awal-awal merintis bisnis ini, ia banyak sekali mengalami hambatan, terutama ketika akan meminjam modal dari Bank. Sebagai mahasiswa biasa, tentunya perbankan merasa enggan untuk memberikan modal. Padahal, prospek bisnis properti sangat jelas karena setiap orang pasti membutuhkan rumah. “Beginilah jadi nasib orang muda, susah orang percaya. Apalagi perbankan. Orang bank bilang lebih baik memberikan ke tukang gorengan daripada ke mahasiswa,” ungkapnya.
Meski sering ditolak bank pada awal-awal usahanya, Elang tidak pernah patah semangat untuk berbisnis. Baginya, kalau bank tidak mau memberi pinjaman, masih banyak orang yang percaya dengan anak muda yang mau memberi pinjaman. Terbukti dengan hasil jerih payahnya selama ini sehingga bisa berjalan.
Ada banyak impian yang ingin diraih Elang, di antaranya membentuk organisasi Maestro Muda Indonesia dan membawahi perusahaan yang mempekerjakan karyawan 100 ribu orang. Motivasi terbesar Elang dalam meraih impian tersebut adalah ingin menjadi tauladan bagi generasi muda, membantu masyarakat sekitar, dan meraih kemuliaan dunia serta akhirat.



DAFTAR PUSTAKA

v  http://duakutub.com/cerita-sukses-elang-gumilang-pengusaha-property-muda/

v  http://mansaba.sch.id/web_saba/kisah-sukses/250-kisah-elang-gumilang.html 

v  http://wirausaha.ipb.ac.id/profil-usaha-13-elang-gumilang.html

v  http://www.indonesiaberprestasi.web.id/kisah-motivasi/penjual-donat-keliling-jadi-ceo/

v  http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/11/biografi-elang-gumilang-kontraktor.html

v  http://kampus-pengusaha.com/tag/pengusaha-muda-sukses-elang-gumilang/

v  http://www.elanggroup.co.id/message-from-chairman/

v  rhenald Kasal, Wirausaha Muda Mandiri, Cetaka Pertama Januari 2010, PT Gramedia Pustaka Utama,  Jakarta, 2010, hlm 316:

v  http://pestawirausaha.com/elang-gumilang/
http://sutarmo.web.id/2012/02/09/elang-gumilang-mahasiswa-beraset-milyaran

Rabu, 20 November 2013

makalah marketing bank syariah

MAKALAH MARKETING BANK SYARIAH
“MANAJEMEN PEMASARAN BANK SYARIAH”
Di ajukan untuk syarat dari UTS susulan mata kuliah Marketing Bank Syariah

  
Oleh :
Ahmad Nur Barkah
PS 3A
1207025010

Dosen Pembimbing :
Novi Leidiparasdewi

 
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka jl. Limau Kebayoran baru – Jakarta Selatan
2013-2014

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam keseharian, kita mengenal istilah pemasaran dan penjualan yang terkadang pengertianya dianggap sama. Padahal kedua istilah tersebut berbeda dari sisi tujuan dan konsep yang digunakan. Penjualan berorientasi pada produk yang telah ada dan berusaha agar barang tersebut dapat terjual sebanyak mungkin. Terkadang penjual memanfaatkan ketidak tahuan pembeli dengan bujuk rayu, manipulasi kualitas, bersumpah palsu utnuk membujuk dan meyakinkan pembeli.  Semuanya demi memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya.
Penjual terpuaskan akan tetapi pembeli seketika mengetahui bahwa kualitas barang tidak seperti yang disampaikan penjual, maka akan dapat dipastikan si pembeli tidak akan membeli kembali dan memberitahu pihak lain agar tidak membeli ditempat dimana ia merasa tertipu. Sedangkan pemasaran berpangkal pada kebutuhan pembeli yang belum memenuhi dalam hal produk, kualitas, harga, kemudahan mendapat sperpak  dan sebagainya. Untuk itu, kita harus menyusun strategi pemasaran yang komprehensif, sehingga upaya pemasaran yang kita lakukan bisa optimal.


BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN PEMASARAN BANK SYARI’AH


A.    DEFINISI DAN KONSEP PEMASARAN
Pengertian secara spesifik tentang manajemen pemasaran bank syariah, menurut penulis belum diketemukan dalam beberapa literatur, oleh sebab itu penulis akan menguraikan dalam beberapa definisi-definisi. Salah satu definisi manajemen secara singkat adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan definisi pemasaran adalah proses, cara, perbuatan memasarkan sesuatu barang dagangan, dan perihal menyebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat.[1]
Beberapa ahli memberikan beragam definisi tentang pemasaran (marketing) atara lain:
1.      Nystrum dalam bukunya “Handbook of Marketing”, bahwa pemasaran meliputi segala aktivitas dunia usaha dalam bidang benda-benda dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
2.      Philip dan Duncan dalam buku mereka “Marketing Principles and Methods” bahwa pemasaran meliputi semua tindakan atau aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menyampaikan benda-benda ketangan konsumen.
3.      Converse, Huegy dan Matchell dalam buku mereka “Element of Marketing” berpendapat bahwa pemasaran meliputi tindakan-tindakan membeli dan menjual, yang mencakup kegiatan-kegiatan dunia usaha dalam hal menyalurkan benda-benda dan jasa-jasa antara para produsen dan konsumen.
4.      Converse dan Jones dalam buku mereka “Introduction to Marketing” bahwa usaha (business) dibagi menjadi dua bagian yaitu produksi dan pemasaran. Produksi berhubungan dengan penciptaan benda-benda. Distribusi atau pemasaran berhubungan dengan usaha memindahkan benda-benda tersebut dari produsen ke tangan para konsumen.
5.      Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku mereka “Marketing Management” bahwa pemasaran berhubungan dengan Mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. [2]

Kemudian istilah-istilah mendasar dalam pemasaran yang harus diketahui antsara lain adalah:
1.      Kebutuhan (Needs)
Suatu keadaan dimana seseorang merasa kekurangan terhadap pemuas dasar tertentu/hakikat biologis. Contoh: makan, minum, pakaian, tempat tinggal, keamanan, dan lain-lain.
2.      Keinginan (Wants)
Hasrat atau kehendak yang kuat akan pemuas kebutuhan spesifik. Contoh: nasi goring, fried chicken,  cool drink, es teh dan sebagainya.
3.      Permintaan (Demands)
Keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli. Pada bank syari’ah: produk-produk yang ditawarkan oleh Bank Syari’ah.
4.      Produk (Product)
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebyutuhan dan keinginan. Kadang-kadang menggunakan istilah lain untuk produk yaitu penawaran (offering) dan pemecahanb (solution).
5.      Nilai (Value)
Perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya.
6.      Biaya (Cost)
Sesuatu atau sejumlah uang yang dikorbankan untuk mendapatkan/memuaskan kebutuhan.
7.      Kepuasan (satisfaction)
Perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.
8.      Pertukaran (Exchange)
Tindakan memperoleh produk yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
9.      Pasar (markets)
Terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
Sehingga dari ilustrasi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Untuk mendapatkan hasil pemasaran yang sesuai dengan harapan, maka harus mengikuti tahapan-tahapan atau proses pemasaran sebagai berikut:

1.      Pengenalan Pasar
Yaitu usaha untuk mengetahui potensi pembeli atau konseumen dan mengetahui kebutuhannya.
2.      Strategi Pemasaran
Merupakan tindakan lanjut dari pengenalan pasar, yang menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan produk agar dapat diterima oleh pasar.
3.      Bauran Pemasaran
Merupakan alat yang digunakan dalam menjalankan strategi yang dipilih. Dalam bauran pemasaran ini akan ditentukan bagaimana unsure-unsur produk, harga, lokasi/system distribusi, dan promosi yang disatukan menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan konsumen yang akan dituju.
4.      Evaluasi
Harus dilakukan untuk melihat sejauh mana proses pemasaran dijalankan dan apakah ada perbaikan yang terjadi dalam usaha yang dilakukan.

Secara sederhana mengenali pasar adalah melihat, mengikuti perkembangan pasar, membandingkan dengan produk sendiri. Selanjutnya informasi ini yang digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran dan langkah-langkah selanjutnya. Tujuan dan manfaat pengenalan pasar adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui siapa dan apa yang diinginkan oleh pembeli/konsumen terhadap produk yang kita tawarkan.
2.      Mengetahui karakteristik dan sifat pasar.
3.      Mengetahui syarat-syarat khusus yang dikehendaki pasar.
4.      Menjamin penjualan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, bukannya produk yang kita sukai atau dapat kita buat.
5.      Sebagai dasar dalam penetapan tujuan serta target yang akan kita capai baik jangka menengah maupun jangka pendek.
6.      Sebagai dasar penentuan strategi pemasaran yang efektif bagi Bank Syari’ah.[3]

B.     STRATEGI PEMASARAN BANK SYARI’AH
Strategi pemasaran bank syari’ah merupakan suatu langkah-langkah yang harus  ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang ditujukan pada peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan tersebut diorientasikan pada:
1.      Produk funding (pengumpulan data)
2.      Orientasi pada pelanggan
3.      Peningkatan mutu layanan
4.      Meningkatkan fee based income.
Dengan demikian, strategi pasar merupakan hal  penting dalam pemasaran bank syari’ah. Yang dimaksud dengan strategi pasar adalah penetapan secara jelas pasar bank syari’ah sehingga menjadi kunci utama untuk menerapkan elemen-elemen strategi lainnya. Strategi pasar dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
1.      Pelanggan atau focus segmen bank syari’ah
2.      Prioritas layanan dan penentuan harga barang/jasa
3.      Preferensi territorial/wilayah pasar
4.      Saluran distribusi
5.      Image dan kondisi perusahaan (bank syari’ah).[4]



Keterampilan pelayanan dengan kualitas total dapat mewujudkan jika memperhatikan aspek-aspek berikut ini:
1.      Memberikan penghargaan kepada nasabah, hal-hal yang perlu diwujudkan adalah:
a)      Hargai nasabah
b)      Alasannya apa
c)      Tanyakan tentang yang kita hargai
d)     Inspirasikan
2.      Menggali informasi, dapat dilakukan dengan:
a)      Penjagaan dengan open probes dan close probes
b)      Kreatif dan terarah dalam bertanya
c)      Menjadi pendengar yang baik
d)     Konfirmasi kembali.
3.      Pembukaan, dilakukan dengan:
a)      Berikan pernyataan tentang kebutuhan nasabah secara umum
b)      Jelaskan keuntungan produk/pelayanan secara umum.
4.      Memberikan informasi, dilakukan dengan:
a)      Menyamakan persepsi
b)      Sistematis
c)      Jelas dan relevan
d)     Pemanfaatan media yang mengenai lima indera
e)      Perhatian level nasabah
f)       Konfirmasi kembali (memahamkan nasabah).
5.      Probing, dapat dilakukan dengan:
a)      Open probes artinya merangsang nasabah untuk berbicara
b)      Close probes artinya mengarahkan nasabah yang pendiam.

C.    KEINGINAN DAN PENTINGNYA NASABAH BANK SYARI’AH
Pepatah pemasaran mengatakan nasabah adalah raja, maka ia wajib dilayani dengan tulus dan ikhlas. Nasabah memiliki keinginan-keinginan terhadap bank syari’ah, sehingga nantinya ia menjadi pelanggan bank syari’ah. Keinginan-keinginan yang harapannya dapat diperoleh bank adalah sebagai berikut:
1.      Tersenyum kepadanya
2.      Disapa dengan ramah
3.      Disebut namanya saat komunikasi
4.      Didengar dengan baik saat menyampaikan kebutuhan dan kesulitannya
5.      Ingin benar-benar dipahami
6.      Penjelasan/jalan keluar sesuai dengan keinginannya
7.      Akan surprise bila penjelasan atau jalan keluar biasa dilihat lebih dari yang diinginkan
8.      Tidak membagi perhatiannya dengan hal-hal lain
9.      Cepat, tanggap dan akurat
10.  Hal istimewa pada dirinya menjadi pujian
11.  Penjelasan pasti mengapa harus menunggu
12.  Tidak disalahkan atau didebat
13.  Penjelasan logis bila terjadi penolakan
14.  Ucapan terimakasih dan kesan akhir yang manis.
Apa perntingnya nsasabah bagi bank syari’ah?, Pentingnya nasabah bagi bank syari’ah adalah sebagai berikut:
1.      Bank ibarat ikan, nasabah ibarat air
2.      Nasabah yang membayar gaji kita
3.      Membuat kita kehilangan nasabah lain
4.      Membantu kita mendapatkan nasabah lain
5.      Menentukan ciri bank.

D.    STRATEGI PEMASARAN BANK SYARI’AH
Setelah kita mengetahui sasaran yang hendak dituju kita harus mengukur dan mengetahui kemampuan dan kelemahan yang dimiliki bank syari’ah dalam menangkap peluang dan meminimalisir ancaman melalui analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat dalam pencapaian tujuan. Namun sebelum masuk kepada analisis SWOT dan penentuan strategi yang lebih spesifik, maka terlebih dahulu akan diuraikan mengenai strategi umum yang sering digunakan dalam pemasaran yang semuanya akan mengarah pada keunggulan kompetetitif.
Adapun strategi yang dapat kita pilih ada beberapa macam. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Penetrasi Pasar
Strategi ini digunakan bila masih banyak calon konsumen/nasabah yang belum terjangkau didaerah pemasaran kita.
2.      Pengembangan Pasar
Strategi ini dilakukan bila konsumen/nasabah yang telah ada telah dianggap jenuh, atau sasaran konsumen lama sudah tidak dapat ditambah lagi sehingga perlu dicarikan konsumen/nasabah baru yang secara geografis/demografis berbeda dengan pasar yang lama.
3.      Pengembangan Produk
Strategi ini menyangkut perubahan/penyempurnaan dan penambahan produk yang ditawarkan kepada konsumen/nasabah. Hal ini dimaksudkan untuk memperpanjang usia produk yang ditawarkan.
4.      Diversifikasi Produk
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru tetapi masih berhubungan dengan produk lama dan ditawarkan kepada pasar yang baru juga.

BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa Penjualan berorientasi pada produk yang telah ada dan berusaha agar barang tersebut dapat terjual sebanyak mungkin. Terkadang penjual memanfaatkan ketidak tahuan pembeli dengan bujuk rayu, manipulasi kualitas, bersumpah palsu utnuk membujuk dan meyakinkan pembeli. Semuanya demi memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya.  
Penjual terpuaskan akan tetapi pembeli seketika mengetahui bahwa kualitas barang tidak seperti yang disampaikan penjual, maka akan dapat dipastikan si pembeli tidak akan membeli kembali dan memberitahu pihak lain agar tidak membeli ditempat dimana ia merasa tertipu. Nasabah memiliki keinginan-keinginan terhadap bank syari’ah, sehingga nantinya ia menjadi pelanggan bank syari’ah.


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah, Yogyakarta:  UPP AMP YKPN, 2005.

Philip Kotler, Marketing Management. The Millenium Edition, New York: Prentice Hall International, Inc, 2000.

Windu Baskoro, “Manajemen Pemasaran Bank Syari’ah”, Modul Pelatihan Manajemen LKS, yang disampaikan pada acara pelatihan BMT di STAIN Surakarta, 2000.

http://studihukumislam.blogspot.com/2012/12/manajemen-pemasaran-bank-syariah.html

[1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 708


[1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 708
[2] http://studihukumislam.blogspot.com/2012/12/manajemen-pemasaran-bank-syariah.html
[3] Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah, Yogyakarta:  UPP AMP YKPN, 2005.

[4] Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah, Yogyakarta:  UPP AMP YKPN, 2005.

SHARE