Sayap – sayap kecilku kini telah letih,
menopang sukmamu yang kini telah beralih, dan tak mungkin dapat wujudkan mimpi
– mimpiku lagi, tuk terbang menelusuri cakrawala dalam indahnya mentari kalbi.
Aku ini hanyalah burung kecil yang baru bisa terbang tinggi, tetapi mengapa kau
lukai sayap – sayapku lalu kau lantas pergi. Meninggalkan aku bersama luka yang
perih, apakah kau tahu tiada obat tuk sembuhkan semua ini. Kini kau buat ku jera
dan enggan tuk terbang lagi. Bahkan teramat kaku untuk sekedar mengepak – kepakan sayap yang telah patah ini. Aku tak perlu
kau mengerti, hanya cukup ingin kau ketahui. Walau sedalam apapun kau menusuk perih
akan pundi – pundi, takan pernah luka itu mengenai hati karena satu yang ku ketahui
pasti, cinta itu takan pernah merasa tersakiti, walau setajam apapun duri yang
kau beri.