Sepi, kerap kali hadir
disaat aku merentangkan kedua sayapku,
Berusaha meyakinkan bahwa
tidak ada lagi tempat yang perlu aku kunjungi.
Sepi, semakin sering
menunjukan dirinya disetiap sisi kehidupanku,
Menggambarkan kebuntuan
dalam pencarian kebahagiaan.
Aku yakin sepi tidak
hanya mengganggu diriku,
Tapi juga megganggu
jutaan manusia lainnya.
Bukan hanya diriku yang
merasa terganggu,
Merekapun juga.
Sampai suatu hari, aku
duduk diteras atas rumahku,
Memandangi matahari senja
yang sedang terbenam,
Ditemani desiran angin
yang memaksa dedaunan untuk menari bersamanya,
Sungguh sederhana, tapi
begitu indah.
Sejak saat itu, sepi tak
pernah lagi mengangguku,
Terusir oleh keindahan
nikmat Tuhan,
Nikmat yang nyatanya
begitu tak ternilai,
Yang seringkali tidak
kita sadari adanya.
Sebuah pernyataan cinta,
Tuhan tidak pernah
menghadirkan kesepian dalam hidup kita,
Hanya saja, hati dan
pemikiran kita terlalu sempit,
Untuk menerima dan
merasakan semua keindahan darinya.