Tanamkan Jiwa Nasionalisme Melalui
Kepribadian yang Kritis
Perjuangan untuk bangsa, begitu identik dengan sifat
kegigihan suatu pribadi jiwa akan pengorbanan dedikasi hidupnya terhadap tanah
air yang dicintainya. Jauh, itulah yang tergambar dari wajah nyata para pengaku
cinta tanah air ini terhadap cinta akan negaranya. Tekanan yang semakin besar
terhadap para penerus bangsa ini dalam menunjukan
eksistensinya agar menjadi bagian dari proses kemajuan bangsa atas
bayang-bayang sejarah, terkadang disalah artikan oleh para pribadi penerus
perjuangan leluhur bangsa. Menganggap kesenangan fana semata yang didalamnya
tidak terdapat nilai fungsi yang memotivasi untuk sebuah orientasi dampak
positif yang luas sebagai puncak taraf kehidupan, merupakan kesalahpahaman
aplikasi berkehidupan yang terabaikan, namun sangat besar dampak dan akibatnya
terutama terhadap nilai pribadi masing-masing penerus bangsa.
Benar jika dikatakan para penerus bangsa yang sadar
akan sikap kritis dalam berkehidupan terus bermunculan. Namun, tidak sedikit muda-mudi bangsa yang saat ini begitu kelam
masa depannya yang dikarenakan mudah terdoktrin akan kesenangan fana yang
semata. Mulai dari kekeliruan pergaulan masa kini, kesenjangan social, tingkat
ketidakpedulian terhadap sesama yang tinggi, dan serta minimnya pengetahuan
akan sejarah perjuangan bangsa ini. Bukan kaum muda saja yang berada diambang
pintu masa depan yang kelam. Para tetua yang seharusnya menjadi contoh positif
yang pengalaman kehidupannya bisa diambil sebagai acuan para
penerus-penerusnya, justru lebih dulu dan terus kalut dalam masa depan yang
kelam. Guru menyimpang, sedang kalian adalah panutan. Saling sikut tak kenal
dosa untuk suatu jabatan, sedang duduk bersama adalah solusi kemakmuran. Pejabat
korupsilah, sedang itu adalah hak rakyat. Sungguh hal-hal seperti itu sangatlah
memprihatinkan.
Bangsa ini adalah bangsa yang sangat kental akan
perjuangan. Bagaimana soekarno berjuang untuk kemerdekaan rakyatnya dan ki
hajar dewantara berjuang mendidik penerus-penerus bangsanya. Sudah pasti berat
sekali pada masa itu. Lantas apakah kita mampu berperang layaknya pejuang yang
rela mati untuk kemerdekaan?. Apakah kita kuat menggurui dalam tekanan?. Sudah
pasti kita tidak akan mendapatkan situasi seidentik itu. Berperang melawan
kesenjangan moral dan orientasi masa depan adalah perang yang nyata yang saat
ini sedang kita hadapi. Sikap pribadi yang kritis terhadap segala bentuk
persoalan kehidupan ini sangatlah dibutuhkan. Baik itu mengenai moralitas kita,
mentalitas kita, kepedulian kita, maupun kecintaan kita terhadap masa depan
bangsa yang cerah dan penuh kedamaian di antara sesamanya. Membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, menggapai sebanyak-banyaknya nilai-nilai positif
meskipun hanya sedikit, tidak takut mengingatkan yang salah, serta tentu
membenarkannya seperti sebagaimana seharusnya. Sehingga nilai-nilai penting
bangsa ini akan terselamatkan seiring dengan kepribadian masing-masing
rakyatnya yang mulia. Dimana bangsa ini tidak tersesat seperti halnya
kepribadian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar