Kekasihku ...
Mungkin begitu banyak ruang waktu
yang telah kau lalui,
Begitu jauh langkah yang telah kau
tapaki,
Menyusuri setiap penderitaan dan
menanggungnya,
Melatiku ...
Entah sudah berapa tangkai bunga
suci yang kau jatuhkan,
Berapa dedaunan yang kau lepas dan
terbangkan,
Hanya untuk sebuah kehangatan yang
bahkan tak pernah kau rasa,
Mendungku ...
Tak terhitung berapa banyak rintik
hujan yang kau jatuhkan,
Tuk sejukan bumi sampai bagian
terbawahnya,
Ya, itulah air mata cintamu, yang
banyak terkuras,
Untuk beri bahagia yang bahkan tak
buatmu bahagia,
Taukah engkau ...
Disetiap terbitnya matahari, kau
selalu menceriakan,
Disetiap terbenamnya fajar, kau
selalu menenangkan,
Saat munculnya bulan, kau selalu
menghangatkan,
Juga disetiap akhir malam, terasa
begitu indah,
Semuanya kau berikan, meski hanya
derita dan duka yang kau rasakan,
Oh Kekasihku ...
Kau lengkapi segala kekuranganku,
Dengan semua yang kau miliki,
Air mata cinta,
Juga senyuman terindah,
Tak sepantasnya aku menerima ini
semua,
Tak selayaknya aku rasakan ini
semua,
Karena, aku bukanlah yang buat
bahagia,
Bukan juga simbol sebuah ketulusan
layaknya engkau,
Kekasihku ...
Engkaulah yang membawa
kebahagiaan,
Yang sediakan kenyamanan,
Yang hadirkan ketenangan,
Yang buatku merasa hidup dengan
harapan cinta,
Bidadariku ...
Jangan kau menyerah,
Jangan kau lelah,
Tuk slalu disisiku,
Menemaniku dengan ketulusan kasih
dan cintamu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar